Mendagri : Dari 800 Ribu Berita di Medsos, Sebagian Besar Fitnah dan Ujaran Kebencian

By Admin

nusakini.com--Ada pernyataan menarik yang dilontarkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, usai menghadiri acara, " Pemberian Penghargaan dan Sosialisasi Hasil Indeks Demokrasi Indonesia 2016," di Jakarta, kemarin. Saat itu, Tjahjo ditanya para wartawan tentang maraknya ujaran kebencian di media sosial (medsos).  

Menurut Tjahjo, memang begitulah adanya. Media sosial sudah jadi tempat untuk menyebar ujaran kebencian. Bahkan kata dia, dari 800 ribu berita di medsos, yang benar hanya 200 ribu berita saja. Sisanya, sebagian besar berisi ujaran kebencian, hoax, fitnah, atau caci maki.  

"Dari 800 ribu berita di medsos yag benar hanya 200 ribu. Yang 600 ribu itu fitnah, ujaran kebencian atau ujaran yang berbau SARA. Ada yang mengatakan ini sebuah proses yang kalau jadi panutan ya akan bahaya," kata dia. 

Ketika fitnah merajalela, atau ujaran kebencian marak disebarkan, maka sulit untuk mendapat calon berkualitas. Sebab objektifitas dikalahkan oleh fitnah. Orang tak lagi memilih dengan objektif. Tapi lebih banyak dipengaruhi oleh informasi yang menyesatkan. Berita bohong. Atau karena termakan fitnah.  

"Jadi pilih calon berkualitas dengan objektif enggak akan bisa. Problemnya lagi kepolisian baru bisa proses kalau ada pengakuan, itu problemnya. Satu ditangkap tumbuh seribu. Biasanya fitnah, macem-macemlah," kata Tjahjo. (p/ab)